Jiwaku adalah penasehatku yang telah menuntunku untuk mengulurkan pendengaran, kepada suara-suara yang tidak diterbitkan oleh lidah ataupun dikumandangkan oleh tenggorokan.
Sebelum jiwaku menjadi penasehatku aku lumpuh dan pendengaranku samar dan hanya memuntahkan hiruk-pikuk dan makian.
Namun kini, tembang segala zaman yang membumbung ke wajah langit dan menguraikan rahasia-rahasia keabadian telah dapat kusimak dalam syahdu dan dapat kucermati dalam kesunyian.
Sebelum jiwaku menjadi penasehatku aku lumpuh dan pendengaranku samar dan hanya memuntahkan hiruk-pikuk dan makian.
Namun kini, tembang segala zaman yang membumbung ke wajah langit dan menguraikan rahasia-rahasia keabadian telah dapat kusimak dalam syahdu dan dapat kucermati dalam kesunyian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar