Jatuh raga ini pada keras si langit
terpaku sekejap mematung riuh
kosong menatap kebisuan
derai bola mata mencubit sendu
tersentak kesadaran pada asa rasa
memadu mesra sang nestapa
terkulai lemas bilur tercipta
senja menatapku tajam riang
derap jemari penapak ‘kan terukir
jejak membingkai gelora sang lara
mata sang langit lirih menatap
tak berbahasa membalut kesunyian
nurani ‘kan menjerit kaku
bibir membeku hina
dekap ketakutan kencang mengekang
rintikan langit mencekam kalbu
bangkit meski jeritan kian memekik
melukiskan fantasi abstrak
menggantungkan cita pada asa
pijakan jemari kian tercipta
terlihat bayang si malaikat senja
tegap menegapkan nurani
memalingkan mata berlalu
sepatah kata ‘kan terlontar
menggema pada kekosongan
uluran jemari kian merindu
nestapa kian menerjang kabur
mematahkan kilat harapan
serpihan puing kan berdendang
nafas kehidupan teruntai doa
mahkota pengampuan kan merindunya
di bawah tatapan langit ku tersungkur