klasik

Senin, 13 Mei 2013

Penjara Suci


Arang-arang memerah, 
unggun kecil tercipta
Bernyala-nyala dalam persembunyian kelam
Bukan tuk membakar dalam kobaran , 
sekedar kehangatan niatnya 
Memukau semilir sepoi , 
tak sembunyikan sinar terang 

Ada siapa dibalik  tempat tak 
berpenghuni  karena sepi
Sembunyikan pancaran  
berbinar tak melintas tinggi
Seseorang  menunggu lama ,
menepi  pada pagar  tua 
Ada yang dinantikan pada 
kepastian langkah -langkah kecil

Payung kertas kian bening  
menutup pening dari  kerutan kening   
pintuh itu terbuka pasti,
deringan langkah mulai terdengar perlahan
barisan jubah-jubah putih  
menebar senyum-senyum 
yang tersimpul  rapi
tidak rumit tidaklah siapapun terambigu

soneta tak lagi mampu menjerat lidah 
hingga bibirpun bersuara 
lukisan wajahmu putih bersi , 
aku tahu ada puisi-puisi klasik 
yang engkau simpan tenang
bolehkah aku memyuarakan 
tinta beku dalam  intonasi?
dimana kau menetapkan raga, 
katakan .. ku ingin mendengar

"Penjara Suci.. itulah rumahku, 
mampirlah kan ku sugguhi engkau secawan anggur "
Tak terlepas, 
terkubur aku menatap tak lagi berkedip
Sungguh indah seribu kasih 
ada dibalik jubah sang pemilik penjara suci
Ingatlah ia kelak berkelana 
mewartakan keanggungan Tuhanku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar