klasik

Jumat, 12 April 2013

PECINTA DUNIA


Mereka berada di dunia mereka sendiri
Tangan menggenggam, kepanikan
Lengah dari kerumunan sekitarnya
Pecinta Dunia mungkin terisolasi

Mereka berada di dunia mereka sendiri
Boros tertawa dan ceria
Dalam perusahaan mencintai satu sama lain
Dunia mereka mungkin telah terisi kesenangan

Mereka berada di dunia mereka sendiri
Menuangkan hujan atau terik bersinar
Sepertinya tidak pernah menjadi semacam pengganggu
Mereka mungkin terikat kebahagiaan dunia

Mereka berada di dunia mereka sendiri
Jarang ditemukan di rumah mereka sendiri
Tampaknya telah mendirikan rumah  sendiri
Mereka mungkin keluar dari dunia ini sangat

Detik Terujung



Mata
ku redup benar pagi ini
Menanti mentari takjua muncul
Bukan sebagai penghangat tubuh dingin
Namun sebagi penerang jalanku
Menuju cahayaMu

Apakah umur bisa menentu
Apakah usia bisa tersisa
Dikala ujung kembali tersambung
Memutar ulang kisah lama

Semua sama samar
Semua sama hingar
Dibatas terujung tanpa detak
Di batas terujung aku tersesat
Kembali pada kisah
Di mana semua salah

Ah.
Apakah detik itu tak juga berujung
Berputar dari sisi ke sini
Membawa bunyi segaris miris
Menati ucapan maaf disela gerimis




Kepada Seorang Ayah yang berbahagia,

Kubayangkan butir air mata memenuhi pelupuk matamu
saat kau membacakan baris-baris kasih sayang
kepada buah hatimu
Kusapa, ada beberapa butir air mata menggantung di sukmaku
hendak menyeruak ke dunia menemani keharuanmu

Tak ada yang dapat kuucapkan hari ini
seperti hari kemarin, aku hanya bisa membisu
coba kutulis beberapa kata ungkapan kehormatan
kepadamu yang kini duduk menyaksikan ilham Allah
merasuki tulang-tulang tuamu.

Adakah aku akan melihat orang tuaku
sebahagia lantunan nyanyian hatimu
yang hendak menempuh tahap tertinggi kodrat manusia?
aku merenung menggores bayangan butiran air matamu
yang terdorong keluar oleh kebahagiaan
aku berusaha menutupi jalan untuk air mataku
yang tak sanggup menahan keharuan
menuntut jalan keluar,
mungkin hendak berteman dengan air matamu 
Maaf saya tidak dapat menemukan judul yang tepat
untuk untaian kalimat yang hendak saya tulis
   hari-hariku dipenuhi oleh suara-suara tak bergetar seperti kemarin ....
getaran itu semakin lama semakin sayup... perlahan
getaran itu melemah dan berhenti
seperti denyut nadi anak-anak ingusan
tak terdengar mereka oleh gesekan angin

Jika demokrasi adalah judul terindah bagi suatu bangsa
maka bangsaku hendak menggunakannya pula
mereka mengorbankan jiwa dengan sukarela atau dengan pesan
mereka sama-sama berdarah dan bahkan hilang oleh dahaga tanah
aliran sari-sari makanan kebebasan tak pernah sampai
tersebar ke seluruh tubuh
berhenti mereka di antara lembaran-lembaran kertas berstempel

Maaf jika hidupku adalah demokrasi
nampaknya ia tak punya judul lagi
kadang saya merasa sangat berharga dan ingin hidup
seperti jiwa Chairil Anwar
namun kadang saya menemukan ketidakbernilaian
yang mendorongku untuk mengakhiri hidup
the object of my affection telah mati
bersama judul tulisan-tulisan tentang demokrasi yang semakin kabur

   Aku dan Tulisanku

Adakah orang akan bertanya akan aku ketika aku
tak pernah menulis satu kata?
Adakah orang akan mencari namaku ketika aku
tak pernah meninggalkan kesan?
tulisanku adalah diriku, diriku mustahil adalah tulisanku
jari-jariku bekerja dengan otakku
tapi tidak dengan diriku
diriku adalah kumpulan prilaku potensi dosa
diriku adalah susunan tulang daging darah
yang mungkin telah menyerap barang haram
diriku bukan milikku, lingkunganku telah mengklaimnya
Adakah orang pernah menerima aku berbeda dengan tulisanku?
Berjayalah kalimat-kalimat yang kutulis
sebab mereka mendapat teman dan musuh yang menghormati
ingin aku memasukkan diriku ke dalam tulisanku
harap aku bisa mendapat sapaan hormat yang sama
Tulisanku adalah produksi otakku yang bersahaja
tak dapat bercengkrama dengan prilakuku yang
diproduksi oleh niatku yang subjektif
tulisanku memberi tahu tentang aku ke dunia
sementara aku tak pernah berbuat yang sama
kepada tulisanku....

Rabu, 10 April 2013

hujan sewajarnya sebabkan basah, namun setelahnya ia menumbuhkan  kritik terkadang terasa perih, namun ia bisa mendewasakan

bila menantang matahari mata tentunya silau  bila manfaatkan cahayanya kita dapatkan kilau

bila berpikir kebelakang hari, bukan bahagia yang membentuk diri  namun kesusahan hidup yang dialami, dan semua kesulitan yang dilewati

sebagaimana jalan para Nabi, perih dan duri senantiasa menanti  dan jangan pula terlupa, ada pahala disetiap derita

pujian bagai batu yang diinjak, dan celaan layaknya pecut penyemangat   jadilah insan yang bijak, yang hadapi ujian dengan taat

bukan apa kata orang yang harusnya dirisaukan  melainkan kata Allah yang harus kau perhatikan

biar yang lain bicara kita cukup berkarya
orang boleh mencela kita bisa berdoa

Senin, 08 April 2013

Tentang Sebuah Langit




Catatan cahaya hati : tentang sebuah langit 
 
  ketika bosan tak berkesan aku pergi tinggalkan awan 
  kala penat tak membuat ku nyaman.. aku loncat saja dari awan 
  bila hampa menerpa aku duduk membelakangi awan


  Jika rindu mulai berbisik ......
   Aku hanya akan bisa menyaksikannya dari jauh ...
   Ternyata  langit itu tidak selamanya biru .. ada kalanya 
   berubah menjadi mendung.dan membentuk segumpal awan yang
   kelabu.... entah sampai kapan .. itu berakhir