klasik

Selasa, 04 Juni 2013

Gubuk Cahaya


Membawa hayal itu pergi
 jauh dari sisinya
Langkah tak pasti memerah pada
persimpangan gereja tua
Di atas perbukitan yang hijau
ia tertinggal bertahun-tahun lamanya
Menara batu jadi saksi antara
dia dan malaikat tak bersayap itu
Sesungguhnya tangis  bila bicara
penuh tanpa bertanya,
inginkah dirinya?
Sesuatu tentang putih,
sesuatu tentang  hitam
Itu aneka hidup
seorang ibu berkerudung polos
Menekukkan lutut tanpa
menghitung detakan
 Bersujud menyembah
dalam alunan nada-nada lembut
Mengatup  telapak eratkan
jemari mencari hati tuk pejamkan bola indranya
Ada bait-bait kudus yang ia dendangkan,
dayungkan semua permohonan kalbu
Dari singasana sang Ilahi,
ada irama merdu terselubung indah
Menyentuh petakan-petakan
insan dunia yang berteduh
Mencari naungan berharap
peroleh belas kasih  ketulusan
Kapur putih  yang pudar mampu
hadirkan pelangi yang enggan kemari
Dengarkanlah wahai pucuk-pucuk
baru  pada rimbunan dunia
Tak perlu mengelilingi jagad raya mencari
Dia yang dikau butuhkan
Ada gubuk penuh cahaya
di antara semua kerajaan-kerajaan
Di sanalah sang ibu bergaun putih
sederhana menantimu
Sekiranya mampir menyapa
beri pujian syukur tuk semua berkah
Karena kebahagiaanmu terlahir dari sana

Secangkir Teh



Kehangatan itu mengalir
hingga menyentuh hati
Melarutkan semua kepahitan
hingga manis mengecap
Melebur tuangan panas
yang menguap tanpa arah
Pada cangkir pesona
ia berlabu membendung
Membisingkan suara
 tanpa bermelodi dan  irama

Ada kekuatan yang
tersimpan tak membeku
Menyambut pagi ataupun
senja yang kan pergi
dari sederetan bulatan keramik
ada tertulis sesuatu cerita
mungkin tentang kisah
lalu yang tertinggal pada waktu
namun terlukis mati pada
putaran yang tersesat

Tegukan bertahap-tahap
jadikan rasa terlezat
Melampau jauh hingga tak mampu
menahan untuk tak lepas
Boleh saja sekali lagi,
selagi tak ada tangan yang menahan
Butiran-butiran  yang mengkristalpun
mampu memberi  arti
Walau banyak yang tau
pasti itu tak seberapa kecil

Seperti  tekad yang kian
bergejolak  melonjak tinggi
Kularutkan semua jalan
kelak tak menyulitkan semua masalah
Mengecap  erat semua impian
dan harapan dari semua harapan
Bulatkan  setumpuk inginnya hati,
ku letakan pada tumpuan
Karna itulah mimpiku pada
secangkir teh  pagi di  akhir April