klasik

Selasa, 04 Juni 2013

Secangkir Teh



Kehangatan itu mengalir
hingga menyentuh hati
Melarutkan semua kepahitan
hingga manis mengecap
Melebur tuangan panas
yang menguap tanpa arah
Pada cangkir pesona
ia berlabu membendung
Membisingkan suara
 tanpa bermelodi dan  irama

Ada kekuatan yang
tersimpan tak membeku
Menyambut pagi ataupun
senja yang kan pergi
dari sederetan bulatan keramik
ada tertulis sesuatu cerita
mungkin tentang kisah
lalu yang tertinggal pada waktu
namun terlukis mati pada
putaran yang tersesat

Tegukan bertahap-tahap
jadikan rasa terlezat
Melampau jauh hingga tak mampu
menahan untuk tak lepas
Boleh saja sekali lagi,
selagi tak ada tangan yang menahan
Butiran-butiran  yang mengkristalpun
mampu memberi  arti
Walau banyak yang tau
pasti itu tak seberapa kecil

Seperti  tekad yang kian
bergejolak  melonjak tinggi
Kularutkan semua jalan
kelak tak menyulitkan semua masalah
Mengecap  erat semua impian
dan harapan dari semua harapan
Bulatkan  setumpuk inginnya hati,
ku letakan pada tumpuan
Karna itulah mimpiku pada
secangkir teh  pagi di  akhir April  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar