klasik

Kamis, 03 April 2014

Ku Bersipu Pilu





Ku katakan dengan pintah tanpa tintah..
Tak ada lukisan polesan,
semuanya berbeda tanpa derai
Teriakan jadi latang dan
seribu syair merdu jadi bisu
Aku terluka dalam tubah yang penuh duri.

Tersayat tipis dan kian menipis
Merobek makna tanpa sebuah alasan yang pasti
Kau  buatku terperangkap dalam galaunya hati
Bingung di lema ataukah sekedar  ambigu

Tak mengerti diriku,
lagi dan lagi kau gilas semua rasa
Tuk menatapmu tak mungkin lagi
Melihatmu buraman tanpa coretan bagiku

Tak ada kenangan,
tak ada nyanyian indah
Kita tak perna bersama,
tak perna bersatu, tak perna saling cinta
Itukah maumu? Itukah inginmu?
Puaskah engkau?

Menyayat lubukku berkeping keping tanpa tipisan
Hari cerah bukan lagi untukku,
bahkan senja berpelangi enggan tersenyum kembali
Kini tak terulang lagi, ia telah pergi..

Jauh... Begitu jauh... ku coba bertahan
Tak bisa ku lawan alam yang telah
 berkehendak untukku..

Kau titipkan sejuta derita menyiksa
Hingga akupun tak mampu
Meniupkan pelita tanpa minyak,
tanpa serbuk dan tanpa abu
Hilang. hilang.. dan  hilang.. ditelan batu berdaun..*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar