Kita yang bergumul dengan riuh-rendahnya kehidupan kota tidak pernah menyadari kehidupan yang berlangsung di antara orang-orang desa di gunung-gunung. Kita telah mengacuhkan nyanyi kehidupan pedesaan yang jujur, penuh syahdu, yang merekah di musim gugur, terlelap di musim dingin, memasuki denyut perjalanan alam, lantaran kita terjerembab dalam gemuruh perkotaan ini.
Kita lebih kaya akan emas dan perak, tetapi orang-orang desa lebih kaya akan jiwa. Kita tidak memetik segala yang kita semaikan, orang-orang desa memanen segala yang mereka tebarkan. Kita hanyalah budak keberlimpahan, orang-orang desa menjadi anak-cucu kepuasan sendiri.
Kegersangan jiwa kita dari anggur kehidupan telah bercampur aduk dengan kegetiran dan kenestapaan, kecemasan, dan kelelahan, orang-orang desa mereguk dengan damai manisnya kepuasan hidup
Kita lebih kaya akan emas dan perak, tetapi orang-orang desa lebih kaya akan jiwa. Kita tidak memetik segala yang kita semaikan, orang-orang desa memanen segala yang mereka tebarkan. Kita hanyalah budak keberlimpahan, orang-orang desa menjadi anak-cucu kepuasan sendiri.
Kegersangan jiwa kita dari anggur kehidupan telah bercampur aduk dengan kegetiran dan kenestapaan, kecemasan, dan kelelahan, orang-orang desa mereguk dengan damai manisnya kepuasan hidup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar