Seperti mimpi terang
Pagi itu datang tanpa mengintip
Risau memisahkan rasa
dari rasa yang terbila pisau
Bagaimana mungkin
aku menangis menjerit dalam seduh
Saat semua kata selalu sama saja
aku kembali pada waktu yang pergi
Memutar memori buka sejarah lama
Di sana terukir kisah seribu nyawa
Darah mengalir bak
sungai bergulir bebas lelap
Kumainkan intonasi
bersemangat dalam kesedihan
Darimana datangnya sang penguasa itu
Menjajah tanpa jiwa,
hanya raga semakin kekar
Aku benci membaca surat-surat kusam
Aku tak suka janji-janji palsu
Lihatlah pahlawanku,
berikan nyawa seutuh hati
Meninggalkan perjuangan dan pergi tanpa pamri
Duniaku lama sudah terjajah,
terperangkap dalam belitar berduri
Aku terniang mendayung terbawa arus cerita
Sungguh luar biasa bangsaku pahlawanku.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar